10
Maret 2019, Happy weekend rek! This morning my family and I were walking around
hutan kota Pakal. Actually, I was curious as sometimes I heard from people here
talking about it. So yah, we were there.
Hutan kota
pakal berlokasi di kampung sidorejo yang gak jauh dari rumah aku, sekitar 5 min
saja. First impression, “oh.. ini tah hutan?” because it’s definitely not look
like a forest. Disana kita Cuma perlu uang parkir saja, motor 3000. Tidak disarankan
membawa mobil. Karena lokasi berada 500 m dari jalan raya. Kondisi hutan ini
seperti belum siap dibuka untuk destinasi wisata, karena lokasi parkir yang
tidak layak. Saat memasuki lokasi kita terlebih dahulu jalan kaki menyebrangi 2
lajur rel kereta api tanpa ada palang rel which is very dangerous. Ketika masuk
di lokasi, banyak sekali warga sekitar yang berjualan di area pintu masuk. Sehingga
Nampak seperti bazar makanan. Pohon juga seperti baru saja ditanam dan aku
melihat lumayan banyak sampah. Jika dibandingkan dengan wisata hutan mangrove,
lebih bersih di mangrove. Disana tidak ada area play ground. Hanya ada 1 toilet
yang seperti dikunci juga. Kita berjalan menyusuri jalanan paving yang ditanami
pepohonan cemara di seluruh tepi jalan. Di pinggir juga terdapat sawah yang
seperti banjir, jadi kelihatan seperti tambak. Kemudian, ada gazebo-gazebo tepi
sawah. Very nice! Oh ya.. udaranya juga sejuk banget. Soalnya aku kesana pas
pagi jam 9an. Di ujung jalan ternyata ada kolam pemancingan ikan.
Uniknya,
ketika masuk are hutan, ada himbauan larangan menebang pohon dan memburu binatang. Hey,
it’s not a real forest. Gak ada binatang, ikang doang yang ada. Itu pun di
komersilkan buat kolam pemancingan J. So, here I might be can share the plus and minus
about this place.
Plus:
kondisi hutan kota sendiri terlihat hijau, asri, sejuk. Hutan yang memiliki
luas 6 hektar ini dapat berfungsi sebagai filter udara dan pasokan oksigen bagi
warga kota Surabaya. Beragam pohon yang ditanam disana, seperti cemara,
trembesi, jenis-jenis pohon yang rindang. Selain itu bagi yang hobi mancing
pasti seru kalo main kesana. Asalkan mancing ikan ya, jangan mancing masalah :p
Minus: akses masuk menuju lokasi sulit dijangkau dengan mobil
karena harus melewati kampung yang selebar 3-4 m saja. Terus tidak ada papan
penunjuk arah ke hutan kota tersebut. Memungkinkan orang bisa tersesat jika
ingin berkunjung kesana. kondisi parah lainnya adalah palang kereta api, karena
kita harus melewati rel ganda sebelum menuju ke lokasi dan pengunjung harus
extra hati-hati karena banyak kereta yang melintas termasuk jenis kereta cepat Surabaya-Jakarta.
Tidak ada sentra PKL dan play ground serta tempat parkir yang layak.
Sebenarnya guys, jika warga sidorejo aktif dalam ikut serta
berkontribusi mengembangkan, mengolah dan menjaga tempat wisata ini sebenarnya
aku rasa ini bisa menjadi destinasi wisata yang menjanjikan dan berimbas postif
bagi warga lingkungan sekitar khususnya dalam segi finansial. Berdasarkan informasi
berita di internet, pemerintah kota sudah berencana untuk membuat jalan alternative
untuk mesuk ke lokasi hutan kota melalui akses masuk di sekitar are gelora bung
tomo. Namun hal tersebut masih wacana, semoga bisa segera dieksekusi.
So, buat kamu yang pengen datang kesini, tipsnya adalah datang
pagi waktu weekend atau tanggal merah aja dan pakai motor ya. Enjoy!
Komentar
Posting Komentar